Liputan6.com, Jakarta - Rokok dianggap sebagai budaya bangsa Indonesia yang sudah melekat sejak puluhan tahun lalu. Komunitas Perusahaan Rokok Kudus (KOPERKU) mendesak Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk melindungi keberadaan perusahaan rokok dalam negeri dari ancaman asing.
"Rokok itu bagian dari budaya kita, sama seperti batik. Ada perusahaan batik kecil dan ada yang besar. Jadi jangan mau diatur-atur asing," kata Budayawan, Arswendo Atmowiloto saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Sementara Koordinator KOPERKU, Rusdi Rahman mengimbau agar pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sanggup melindungi industri rokok dalam negeri.
"Siapapun pemain dari budaya ini, terutama yang lokal jangan dipinggirkan, apalagi dimatikan. Jangan sampai sudah mati, baru sadar dan kehilangan," tutur Rusdi kepada Liputan6.com.
Dia bahkan menuding ada kendali pihak asing di industri rokok kretek lokal. Beberapa perusahaan rokok dalam negeri telah dikuasai sahamnya oleh asing sehingga ke depan segala kebijakan pemerintah akan pro terhadap asing.
"Misalnya saja pembatasan kadar nikotin dalam rokok kretek memaksa perusahaan mengimpor tembakau. Kan di sini ada tembakau, ngapain impor. Lama-lama kita cuma jadi negara konsumsi rokok bukan produksi," tegas Rusdi.
Saat ini, dia mengaku, hanya dapat memohon kepada Jokowi-JK agar lebih peduli terhadap produsen rokok lokal. KOPERKU, katanya, berharap dapat menyampaikan segala aspirasinya kepada Presiden RI ke-7 itu terkait nasib perusahaan rokok kecil di Indonesia.
"Ini kan salah satu budaya Indonesia yang diciptakan oleh anak bangsa, memberi kontribusi dari hulu ke hilir seperti ke penerimaan negara, penciptaan lapangan kerja dan sebagainya," tukas Rusdi. (Fik/Ahm)
Jokowi Diminta Lindungi Produsen Rokok Lokal
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat melindungi industri dalam negeri terutama produsen rokok kecil.
Advertisement