Sukses

Bos Pabrik Sepatu Adidas Tunda Rencana Relokasi Pabrik

Pabrik sepatu Adidas rencanaya bakal di relokasi ke Majalangka atau Brebes,

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa industri di Jakarta dan sekitarnya hingga saat ini masih menilai Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh gubernur masing-masing terlalu tinggi.

Hal inilah yang menjadi keluhan para pelaku industri, terutama yang padat karya, termasuk salah satunya pabrik sepatu olahraga bermerek Adidas, PT‎ Panarub Industry.

Chairman Panarub, Hendrik Sasmita ‎menceritakan dengan tingginya UMP tersebut dirinya ingin melakukan relokasi pabriknya ke wilayah lain di Indonesia yang memiliki UMP lebih rendah.

"Di sini itu tidak masuk akal, tidak masuk hitungan bisnis. Sebenarnya saat itu ingin relokasi ke Majalangka atau Brebes," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis Sabtu, (18/10/2014).

Keinginannya untuk pindah ke dua wilayah tersebut dikarenakan dua kota itu UMP masih sekitar US‎$ 100 per bulan, sementara di Jabodetabek sudah di atas US$ 200 per bulan.

Sayangnya, Hendrik terpaksa menunda keinginannya tersebut setelah melakukan perhitungan yang matang, di mana jika ingin melakukan relokasi pabrik membutuhkan dana yang cukup besar.

"Aset kita itu sekitar US$ 75 juta, sementara setelah kita hitung kalau mau pindah itu butuh US$ 80 juta," tegasnya.

Biaya tersebut dijelaskan Herman paling banyak nantinya akan dialokasikan ke para pekerrjanya, di mana dengan jumlah UMP di atas US$ 200 akan membutuhkan biaya pesangon yang cukup besar.

Dari hasil pengelamannya berbisnis industri padat karya di Indonesia selama puluhan tahun, ‎Hendrik menilai selama ini kurang ada dukungan dari pemerintah dalam meningkatkan daya saing jika UMP terus dinaikkan.

"Kalau kita ditawari investasi, itu kan harus punya strategi keluarnya, kalau industri padat karya di Indonesia itu terus terang tidak ada exit strateginya, jadi berkembang juga tidak, mati juga tidak," cerinta dia.

Sebagai seorang pengusaha, Hendrik berharap kepada pemerintah baru nantinya untuk lebih berpihak kepada pelaku Industri dan memberikan beberapa insentif untuk dapat meningkatkan ekspor. (Yas/Ndw)