Sukses

Kerja Vendor Lambat, Investasi PLN Disjaya Tak Optimal Terserap

PLN mengaku tidak mampu menyerap anggaran investasi pengerjaan dan perbaikan karena kerja vendor lambat.

Liputan6.com, Jakarta- PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang (Disjaya) mengaku tidak mampu menyerap anggaran investasi pengerjaan dan perbaikan karena kerja vendor (mitra) lambat.

General Manager PLN Disjaya Haryanto WS mengatakan, kebutuhan investasi pengerjaan dan perbaikan seperti penggantian jaringan untuk Jakarta Rp 3 triliun per tahun, namun dalam realisasinya hanya terserap Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun per tahun.

"Setiap tahun kebutuhan Jakarta Rp 3 triliun, kami mengusulkan Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun.  Tapi yang terserap dan dikerjakan Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun, itupun banyak pekerjaan lewat tahun," kata Haryanto di Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta, Sabtu (18/10/2014).

Menurut Haryanto, ketidakmampuan penyerapan investasi tersebut karena ketidaksiapan mitra PLN dalam menjalankan proyek sehingga pekerjaan berjalan lambat.

"Kebutuhan investasi Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun, tapi statistik yang bisa dikerjakan Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun karena ketidaksiapan mitra kerja PLN, jadi jumlah pekerja, perlatan faktor lain perizinan," ungkapnya.

Haryanto mengungkapkan, untuk menyerap investasi dengan optimal dibutuhkan sumber daya manusia yang banyak, serta  penggunaan alat dengan teknologi maju guna mempercepat penyelesaian proyek.

"Sebenarnya bisa dikerjakan banyak orang dengan teknologi maju bisa lebih baik, misal gali biasanya pakai cangkul diganti pakai mesin," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Terkini