Sukses

Pelindo Siap Dongkrak Kapasitas demi Tol Laut

Manajemen Pelindo III menyatakan siap mendudukung gagasan tol laut presiden terpilih Joko Widodo, dan berupaya untuk meningkatkan kapasitas.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelindo III (Persero) menyatakan siap mendukung gagasan tol laut Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Ide ini sejalan dengan persiapan operator perlabuhan itu bersama Pelindo I, II dan IV dalam membangun dan mengembangkan konsep pendulum nusantara.  

Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Sujanto mengatakan, inti dari konsep tol laut dan pendulum nusantara adalah meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia dengan mengoptimalkan peran pelabuhan.

"Selama ini arus logistik di Indonesia berpusat di wilayah tertentu, Pak Jokowi sepertinya menginginkan adanya pemerataan sehingga tidak ada ketimpangan antara barat dan timur," kata Djarwo dalam keterangan resminya yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (19/10/2014).

Lebih lanjut kata Djarwo, Indonesia kekurangan konektivitas jalur logistik sehingga menempatkan indeks kinerja logistik atau Logistic Performance Index (LPI) Indonesia pada tahun ini di peringkat 53 dunia.

Meski mengalami peningkatan dibanding 2010 di urutan (75) dan 2012 (59), namun posisi ini masih berada jauh di bawah Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand (35).  

Pelindo I, II, III, dan IV, tambah Djarwo  berupaya untuk menghubungkan Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong (Papua) dengan kualitas layanan dan tarif layanan yang sama.

Selain konsep pendulum nusantara, masing-masing Pelindo juga melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan layanan pelabuhan.  

Pelindo III contohnya, sambung dia, akan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membangun Terminal Teluk Lamong, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), serta merevitalisasi alur pelayaran barat Surabaya (APBS).

"Jika performa logistik Indonesia membaik, harga-harga kebutuhan pokok otomatis akan lebih terjangkau dan perbedaan antara Indonesia barat dan timur secara perlahan akan berkurang,"ujar Djarwo. (Fik/Ahm)

Video Terkini