Liputan6.com, Jakarta - Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan dilantik secara resmi pada hari ini di Gedung MPR DPR. Pelantikan ini diyakini akan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia ke depan.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan pelantikan Jokowi-JK yang dilakukan pada hari ini diyakini akan direspons secara baik oleh pasar. Terlebih lagi, sebelumnya Jokowi telah melakukan serangkai pertemuan dengan anggota DPR, MPR dan petinggi partai politik.
"Dengan pelantikan ini saya rasa pasar akan merespons secara positif terlebih Jokowi sebelumnya sudah melakukan pertemuan-petemuan dengan anggota MPR, DPR dan petinggi partai politik, bahkan dengan Pak Prabowo. Ini sangat positif. Dan animo dari negara-negara lain juga baik," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (20/10/2014).
Dia mengungkapkan, meski akibat adanya pelantikan ini kegiatan ekonomi akan mengalami sedikit gangguan, namun menurut Sarman, hal tersebut merupakan hal yang wajar.
"Mungkin ada sedikit kegiatan-kegiatan ekonomi yang tidak berjalan secara normal, apalagi dengan adanya pengalihan arus lalu lintas. Tetapi dunia usaha tidak melihat itu sebagai sisi kerugian yang ditimbulkan," lanjutnya.
Sarman juga memperkirakan, usai pelantikan, kegiatan ekonomi di dalam negeri akan kembali bergairah dan diharapkan kepercayaan investor kepada Indonesia kembali meningkat.
"Jadi meskipun ada gangguan sedikit, tetapi kedepannya kita berharap ekonomi Indonesia semakin bergairah, kepercayaan investor semakin tinggi karena semua berjalan dengan baik. Dan wacana-wacana bahwa pelantikan akan digagalkan itu tidak terbukti. Bahkan proses serah terimanya akan berjalan sangat baik," tandas dia.
Di pasar modal Indonesia, aliran dana investor asing mulai kembali masuk saat pelantikan Jokowi-JK. Berdasarkan data RTI pukul 09.48 WIB, dana investor asing yang mulai masuk ke pasar modal mencapai Rp 263 miliar. Investor lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar. (Dny/Ahm)