Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai Indonesia akan dibanjiri investasi baik dari penanam modal dalam maupun luar negeri pada tahun-tahun mendatang. Syaratnya, Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dapat melakukan beberapa hal selama kurun waktu lima tahun ke depan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi, Erwin Aksa menyatakan, Indonesia merupakan negara besar dengan peluang investasi menggairahkan untuk seluruh sektor ekonomi.
"Semua negara ingin investasi dan bisnis ke Indonesia untuk seluruh sektor apapun, karena Indonesia negara besar yang berpotensi maju dan punya peluang ekonomi menarik," papar dia saat ditemui di Jakarta, Senin (20/10/2014).
Menurut Erwin, investor tak perlu mengkhawatirkan perekonomian dan kondisi politik di Indonesia mengingat semuanya bergerak stabil. Proses demokrasi, keamanan atau stabilitas politik di Tanah Air, sambung Erwin berjalan dengan baik.
"Jadi saya percaya jika ada investor yang mengatakan Indonesia punya masalah yang ditakuti. Kita memiliki 250 juta penduduk dan merupakan pasar bagus buat negara lain," ucap dia.
Ia optimistis, investasi akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia apabila pemerintah baru serius mengurangi tantangan dan permasalahan yang kerap dikeluhkan investor, seperti persoalan birokrasi dan sebagainya.
Erwin meminta Jokowi-JK untuk mempercepat pengurangan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan cara menaikkan harga serta menekan kebocoran anggaran.
"Lalu konversi bahan bakar mahal menjadi lebih murah. Membangun pembangkit listrik yang besar sehingga kebutuhan listrik lima tahun ke depan bisa terpenuhi. Semua program yang sudah dibuat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dilanjutkan dan kita akan menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dari yang selama ini dirasakan," harap dia. (Fik/Ahm)
Jokowi-JK Lakukan Ini, RI Bakal Banjir Investasi
Presiden Joko Widodo memiliki sejumlah tantangan untuk mengundang investor masuk ke Indonesia terutama kurangi subsidi energi.
Advertisement