Sukses

Harga Minyak Terdongkrak Naiknya Permintaan dari China

Harga minyak mentah jenis Brent naik 75 sen per barel sehingga menetap pada US$ 86,15 per barel.

Liputan6.com, London - Harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan karena adanya sentimen tumbuhnya permintaan dari China. Namun harga minyak dunia masih dibayang-bayangi kelebihan pasokan dan kekhawatiran akan menurunan ekonomi global.

Mengutip Reuters, Rabu (22/10/2014), harga minyak mentah jenis Brent naik 75 sen per barel sehingga menetap pada US$ 86,15 per barel.

Harga tersebut jauh di atas level terendah dalam empat tahun terakhir seperti yang ditorehkan pada pekan lalu, namun masih jauh di bawah harga tertinggi pada pada Juni lalu.

Salah satu pendorong kenaikan harga minyak mentah dunia adalah tingginya permintaan dari China yang merupakan negara konsumen energi terbesar di Dunia. Permintaan dari negara tersebut melonjak 6,2 persen pada September kemarin jika dibanding dengan bulan sebelumnya atau pada Agustus, menjadi 10,3 juta barel per hari. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak Februari lalu.

Output pabrik-pabrik di China mengalami kenaikan sebesar 8 persen pada September  lalu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi pemulihan pertumbuhan ekonomi di China.

"Kenaikan harga minyak dunia tersebut terjadi akibat reaksi dari naiknya angka permintaan di China," jelas analis PVM Oil Assiciates, London, Tamas Varga.

Namun, Tamas melanjutkan, perlu dilihat lebih dalam apakah kenaikan permintaan tersebut memang akibat kenaikan permintaan dari sektor riil di negara tersebut ataukah lebih hanya karena China ingin mengumpulkan stok yang lebih banyak.

Artinya, karena harga minyak sedang murah, perusahaan-perusahaan di China melakukan pembelian minyak besar-besaran untuk mengurangi biaya produksi ke depannya. (Gdn)