Sukses

Ekonomi Dunia Melambat, The Fed Ngotot Akhiri Stimulus

The Fed diprediksi tetap mengakhiri babak final penarikan dana stimulus yang awalnya berjumlah US$ 85 miliar per bulan.

Liputan6.com, Washington - Sejumlah prediksi melambatnya laju pertumbuhan ekonomi global dan pesatnya penguatan dolar AS sembat menggoyang sejumlah pasar keuangan bulan ini. Meski begitu, para ekonom yakin, The Fed tidak akan mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dan tetap mengakhiri babak final penarikan dana stimulus yang awalnya berjumlah US$ 85 miliar per bulan.

Mengutip laman International Business Times, Rabu (22/10/2014), peningkatan jumlah tenaga kerja di AS dapat terus mengangkat tingkat perekonomian dan melemahkan proyeksi perlambatan pertumbuhan di negara Adidaya tersebut. The Fed kini tengah mempersiapkan rapat kebijakan yang akan digelar pekan depan.

Para ekonom yakin, program penarikan dana stimulus yang dikenal dengan sebutan quantitative easing (QE) akan tetap diakhiri pada pertemuan di akhir bulan ini. Sementara kenaikan suku bunga AS akan dilakukan pada awal Juni atau akhir Desember tahun depan.

"Perekonomian AS masih tampak sehat, dan pasar tenaga kerja juga tengah pulih. Dengan pelemahan ekonomi di zona Eropa, kami berbicara mengenai sejumlah risiko abstrak," tutur Ekonom Standard Chartered, Thomas Costerg.

Lembaga keuangan Dana Moneter Internasional (IMF) awal pekan ini mengungkapkan adanya 40 persen kemungkinan zona Eropa kembali mengalami resesi dalam enam tahun. Itu lantaran tingkat inflasi menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir atau hanya 0,3 persen pada September.

Pembelian surat utang The Fed telah membantu bank sentral terbesar dunia itu mencapai target inflasi dua persen. The Fed juga berhasil menahan suku bunga tetap rendah guna menstimulasi perekonomiannya. (Sis/Ndw)