Sukses

Harga Minyak Anjlok, Berapa Idealnya Harga BBM Bersubsidi Naik?

Presiden Jokowi dinilai terbantu dengan kondisi harga minyak dunia yang tertekan, lantaran itu harga BBM Bersubsidi diusulkan naik Rp 2.000.

Liputan6.com, Jakarta - Usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), pasar menantikan kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi secepatnya. Namun pengamat mengusulkan kenaikan harga BBM subsidi lebih rendah dari rencana semula.

Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su mengungkapkan, Presiden Jokowi sangat terbantu dengan kondisi penurunan harga minyak dunia. Dia menyebut, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) rata-rata US$ 95 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Jadi kalau harga minyak turun, Jokowi  naikkan harga subsidi BBM Rp 2.000 per liter saja sudah cukup. Nggak harus Rp 3.000 per liter," tutur dia saat Diskusi Kinerja dan Market Outlook 2015 di Gedung Graha Niaga, Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Lebih jauh Harry menghitung, dengan penyusutan harga minyak dan kenaikan harga Rp 2.000 per liter pada tahun depan, maka pemerintah baru akan mengantongi penghematan anggaran sekira Rp 133 triliun.

"Jadi antara Rp 119 triliun-Rp 146 triliun atau kalau di rata-rata Rp 133 triliun dana yang bisa diselamatkan untuk yang lebih produktif seperti pendidikan, kesehatan, pembuatan jalan," papar dia.

Kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi, sambungnya, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan perhitungan angka inflasi tahun depan diprediksi 8,4 persen dan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) sekira 4,94 persen. (Fik/Ahm)