Liputan6.com, Jakarta - Suhu politik antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sedikit mereda melalui pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun itu belum cukup meyakinkan investor. Para penanam modal ini masih mengkhawatirkan langkah Jokowi dalam menyusun kebijakan akan tersandung politik KMP yang menguasai parlemen.
Hal itu dibenarkan Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su. "Betul sekali, investor khawatir pemerintah Jokowi dijegal saat harus berhubungan dengan DPR dalam mengkaji dan menyusun kebijakan," kata dia di Jakarta, Rabu (22/10/2014).
Menurut Harry, kini saatnya Jokowi-Jusuf Kalla menyusun strategi untuk memperbesar koalisi di parlemen. Ini, sambungnya, merupakan salah satu pekerjaan rumah Presiden RI ke-7 itu dalam waktu dekat, selain mengumumkan menteri di kabinetnya serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Bentuk koalisi yang lebih besar di parlemen. Itu akan sangat membantu karena koalisi ini salah satu yang ditunggu pasar sehingga dapat memperkuat keputusan reform dan kebijakan yang diambil Jokowi-JK ke depan," tegas dia.
Dengan merealisasikan upaya tersebut, Harry optimistis, pasar keuangan Indonesia akan menyambut positif dan terdorong naik ke depan
Takut Dijegal Geng KMP, Jokowi Harus Bentuk Koalisi Lebih Besar
Penanam modal masih mengkhawatirkan langkah Jokowi menyusun kebijakan tersandung politik Koalisi Merah Putih (KMP) yang kuasai parlemen.
Advertisement