Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melakukan koreksi lagi kemarin dan sempat menyentuh kisaran US$ 1.240 per ounce. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) karena data indeks harga konsumen (CPI) AS yang dirilis lebih bagus dari prediksi dan kekhawatiran baru soal perbankan Zona Euro yang diperkirakan banyak tidak lolos stress test mendorong pelemahan harga emas.
"Harga kini bertengger di kisaran US$ 1.242 per ounce," kata Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Future, Ariston Tjendra dalam ulasannya, Kamis (23/10/2014).
Tekanan turun masih membayangi pergerakan harga emas seperti yang terindikasi dari indikator MACD, RSI dan Stochastics pada grafik 4 jam. Namun pelemahan lanjutan menunggu penembusan ke bawah area support terdekat US$ 1.238 per ounce dengan potensi target ke area US$ 1.234-US$ 1.228 per ounce.
"Sementara resisten terdekat di kisaran US$ 1.246 per ounce. Penembusan ke atas resisten ini membuka peluang penguatan ke area US$ 1.250-US$ 1.255 per ounce," terang dia.
Hari ini data Purchasing Managers Index (PMI) dari Zona Euro, data klaim tunjangan pengangguran AS dan data PMI Manufaktur AS bisa mempengaruhi pergerakan harga emas.
Baca Juga
"Penguatan dolar AS karena data-data tersebut berpengaruh pada pelemahan harga emas dan sebaliknya," papar dia. (Ndw)
Advertisement