Liputan6.com, Jakarta - Bos PT Gobel International, Rachmat Gobel akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) dalam Kabinet Kerja pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Banyak harapan yang disematkan kepadanya terkait kinerja perdagangan Indonesia.
Namun, Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan dengan berbekal pengalaman yang dimiliki, dia yakin Rachmat mampu menjalankan tugasnya memimpin Kementerian Perdagangan dalam 5 tahun ke depan.
"Beliau handal dan mengerti persoalan, jadi mudah-mudahan inilah yang bisa dikerjakan sama beliau dalam waktu dekat dibikin prioritasnya. Kalau saya kan waktunya singkat, jadi urusannya hanya stabilitas harga dan genjot ekspor. Pak Rachmat mendapatkan arahan dari kabinet kerja tersebut dan mudah-mudahan semua bisa jalan," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (27/10/2014).
Namun demikian, persoalan yang harus dikerjakan dalam waktu dekat yaitu menyelesaikan perundingan-perundingan internasional yang akan dijalankan oleh Indonesia.
"Tapi yang pasti di depan mata itu kan perundingan-perundingan internasional, kalau tidak salah 10 November untuk APEC, di mana kita harus bicara soal barang-barang development kita. Kemudian di ASEAN juga harus beberapa yang di-tackel, seperti ASEAN-Korea," jelasnya.
Selain itu, banyaknya sengketa perdagangan Indonesia dengan negara lain seperti masalah CPO Indonesia di Eropa juga harus menjadi fokus Rachmat yang harus diselesaikan secepatnya.
"Ini butuh yang mananya diplomasi, terutama masalah CPO. Selama ini kita tidak terkoordinasi dengan baik, jadi waktu saya di Kemendag, saya mencoba untuk mengumpulkan semua pemain menjadi satu untuk bicara menjadi satu bahasa, satu angka, satu parameter dan satu strategi. Itu yang coba kita bicarakan,dan saya yakin Pak Rachmat bisa menyelesiakan masalah itu. Tapi dengan jaringan internasional yang baik saya yakin beliau bisa menjalankan dengan baik," tandas dia. (Dny/Nrm)
Ini Tugas Perdana Rachmat Gobel Sebagai Mendag
Banyak harapan yang disematkan kepada Rachmat Gobel terkait kinerja perdagangan Indonesia.
Advertisement