Mendag Targetkan Ekspor Tambah 3 Kali Lipat

Liputan6.com, Jakarta - Usai dilantik secara resmi menjadi Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel langsung memasang target pada kinerja ekspor Indonesia dalam 5 tahun mendatang.

Tak tanggung-tanggung, Bos PT Gobel International ini langsung menargetkan peningkatan ekspor hingga 3 kali lipat dalam 5 tahun masa jabatannya dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya malah mau naikin dalam 5 tahun ke depan. Nggak tahun ini, mulai tahun depan naiknya. Saya bikin dalam 5 tahun naik 3 kali lipat," ujar Rachmat di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin (27/10/2014) malam.

Dia menjelaskan, target peningkatan ekspor ke depan ini akan dibagi ke dalam beberapa sektor. Dengan demikian, masing-masing sektor akan terlihat peningkatannya.

"Lihat saja dari sekarang, 3 kali lipat dari sekarang. Kita akan bagi per sektor, sektor mebel, tekstil, makanan dan minuman. Akan kita lihat berapa ekspornya," lanjut dia.

Peningkatan ekspor ini juga akan diimbangi dengan perbaikan di dalam negeri. Dia mencontohkan mengapa ekspor mebel Indonesia kalah jika dibandingkan dengan Vietnam. Hal tersebut lantaran inefisiensi di pabrik-pabrik mebel di dalam negeri besar sekali.

"Contohnya, ada satu perusahaan yang saya datangi punya ekspor US$ 27 juta. Untuk menjaga ekspornya, dia harus menyimpan stok bahan baku 6 bulan. Kalau dia menyimpan 6 bulan, berarti dia harus punya lahan untuk menyimpan 6 bulan, berarti inefisiensi," jelasnya.

Selain itu, yang membuat industri mebel di Indonesia memiliki tingkat inefisiensi yang besar yaitu industri harus meminjam uang dari perbankan serta tidak memiliki mesin pengering sendiri.

"Kita coba menekan inefisiensi mereka, misalnya dengan membuat trading house sehingga mereka nggak perlu pusing, sudah ada jaminan," kata dia.

Hal yang sama juga akan dilakukan pada sektor lain dalam rangka menggenjot peningkatan ekspor sehingga target yang dicanangkan oleh Rachmat Gobel bisa tercapai.

"Semua kalau bisa jadi andalan ekspor. Yang bisa kita dorong, mesti kita dorong. Apalagi kalau ada diversifikasi pasar, kita mesti tahu pasar itu apa yang bisa kita suplai dari Indonesia," tandasnya. (Dny/Ahm)