Sukses

Rachmat Gobel: Kenaikan Harga BBM Tak Perlu Didebatkan

Mendag Rachmat Gobel menyatakan keputusan untuk menaikan harga BBM bukan pekerjaan yang mudah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November mendatang. Rencana kenaikan ini tentu mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.

Namun Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru dilantik, Rachmat Gobel, mengatakan bahwa jadi tidaknya kenaikan harga BBM seharusnya tidak perlu diperdebatkan, karena pemerintah dan masyarakat harus selalu siap dengan kemungkinan tersebut.

"Kalau seandainya subsidi itu dihapuskan, kita harus berpikir mau dihapuskan atau tidak itu tidak ada masalah, itu urusan nanti," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), seperti dikutip Selasa (28/10/2014).

Menurut dia, membuat keputusan untuk menaikan harga BBM bukan pekerjaan yang mudah. Segala pihak harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan ini. Maka di sanalah Rachmat akan berperan untuk menjembatani segala kepentingan terkait kenaikan ini.

"Saya harus mengajak teman-teman ke sana, bagaimana mengatasinya. Jangan sudah mau diputuskan tiba-tiba kita ribut semua. Ini saya juga kan dari pengusaha, jadi keputusan keputusan, pengumuman, keluarnya nggak ada waktu buat kawan-kawan untuk kerja. Jadi saya minta kepada kawan-kawan harus mulai berpikir ke sana," jelasnya.

Selain itu, menyadari pentingnya BBM bersubsidi bagi keberlangsungan industri, terutama skala kecil, maka Rachmat juga akan mengajak kalangan pengusaha untuk berdiskusi untuk menjaga kesiapan industri jika harga BBM naik.

"Saya akan mengundang kawan-kawan Kadin dan Apindo untuk membahas kesiapan industri kita apabila subsidi BBM itu dihapuskan. Tetapi ini bukan dihapusakan sebenarnya, tetapi dialihkan," tandas Rachmat Gobel. (Dny/Nrm)