Liputan6.com, Cape Town Bersusah payah bekerja sebagai penjual telur hingga dipecat paman sendiri, pengusaha asal Afrika Lere Mgayiya akhirnya bisa mencicipi rasanya menjadi miliarder. Dirinya kini telah mampu mendirikan perusahaan yang patut diperhitungkan yang dapat mengguyurnya dengan pendapatan hingga US$ 227 ribu atau Rp 2,76 miliar per tahun (kurs: Rp 12.169/US$).
"Kami adalah perusahaan semir sepatu terbesar di Afrika. Di Johannesburg, kami menyemir sekitar 350 pasang sepatu per hari dan sekitar 120 pasang sepati di Cape Town dan 120 lainnya di Durban," paparnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (29/10/2014).
Baca Juga
Dirinya mampu membuat para pengusaha seperti mengenakan sepatu baru lewat kemampuannya menyemir. Lewat bisnis Shoe Shine yang didirikannya, Lere kini telah mempekerjakan 45 pegawai di tiga bandara terbesar di Afrika.
Advertisement
Namun jauh sebelum menjadi raja penyemir sepatu di Afrika Selatan, Mgayiya hanyalah seorang distributor kartu boarding di South African Airways. Saat naik jabatan menjadi supervisor, Mgayiya justru memilih berhenti karena merasa tertekan.
"Saya senang menjajal berbagai usaha. Saya senang menentukan sebuah tujuan dan menggapainya," terang dia.
Next
Dia lantas bergabung bersama keluarga untuk berbisnis di bidang perkebunan. Tapi saat dia menyarankan keluarga untuk meminjam dana demi membesarkan bisnis tersebut, dia malah diberhentikan oleh sang paman.
Mgayiya akhirnya kembali menjadi pengangguran. Tak berhenti berusaha, dia lantas menjual telur para petani pada para pejabat. Dia tak pernah bebisnis untuk kaya tapi untuk membuatnya menjadi besar.
Setelah memiliki banyak uang, dia lantas berpikir untuk mendirikan bisnis lain yang lebih menguntungkan. Mgayiya memutuskan untuk berbisnis semir sepatu.
Dia mempekerjakan para karyawan untuk menyemir sepatu dan memperoleh keuntungan besar dari bisnis tersebut. Hanya dalam empat bulan para penumpang pesawat menyukai jasanya dan bisnisnya menjadi sangat besar.
Kini Mgayiya telah memiliki rumah dan kendaraan pribadi. Dia bahkan bisa mengirim anaknya ke sekolah swasta. Menurutnya, kunci pertama dalam berbisnis adalah berusaha dan bekerja keras. (Sis/Ndw)
Advertisement