Liputan6.com, Jakarta - Anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 diperkirakan akan melebihi target sebesar Rp 246,5 triliun dengan volume 46 juta kilo liter (kl).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, hingga akhir tahun ini ada kemungkinan anggaran tersebut melebihi target jika melihat dari pola konsumsi masyarakat saat ini.
Namun dia belum bisa memastikan besaran anggaran subsidi BBM yang jebol tersebut. "Ada potensi sedikit melampaui dari target, kemungkinan lho ya. Tapi ini kita masih direview. Angkanya belum bisa disampaikan," ujar dia di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Dia menjelaskan, untuk mengetahui besaran anggaran yang melebih target tersebut harus mempertimbangkan beberapa hal seperti harga ICP, nilai kurs serta volume konsumsi.
"Tapi kan intinya nanti lihat prospeknya berapa sih, kan kita juga harus masih mantau nilai kurs, mantau ICP, termasuk volume. Nah ini yang masih kita hitung-hitung, kan kita masih ke sana. Masih memantau dengan Pak menteri," sebut dia.
Namun dia masih berharap besaran anggaran yang melebihi target subsidi ini tidak terlalu besar sehingga tidak menganggu keuangan negara.
"Ini lebih sedikit, sedikitnya ini masih belum tahu. Kami kan monitoring ini dua mingguan. Jadi ada angka kemungkinan lebih sedikit, tapi minggu berikutnya bisa saja angkanya dikendalikan ke angka yang sama. Ini akan angkanya dinamis, dinamis melihat ICP-nya, dinamis melihat kursnya," tandas dia.
Sekedar informasi, dalam APBN-P 2014, program pengendalian subsidi telah ditetapkan sebesar Rp 403 triliun, terdiri dari atas subsidi energi Rp 350,3 triliun yaitu subsidi BBM Rp 246,5 triliun dan subsidi listrik Rp 103,8 triliun, serta subsidi non energi Rp 52,7 triliun. (Dny/Nrm)