Liputan6.com, Jakarta Meski telah berpisah selama 15 tahun, hubungan antara Susi Pudjiastuti dengan mantan suaminya Daniel Kaiser ternyata masih sangat baik. Bahkan, Kaiser rela datang jauh-jauh dari Swiss demi memberikan selamat secara khusus kepada Susi yang didapuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Saat menghadiri acara serah terima jabatan (sertijab), Kaiser mengaku dirinya bangga terhadap wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat pada 15 Januari 1965 ini. Berbekal dari pengalamannya, Kaiser yakin Susi sanggup memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Saya yakin Susi akan membuat perubahan," kata dia saat menghadiri acara sertijab Susi, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Meski telah lama berpisah, Kaiser tetap mengagumi sosok Susi yang unik dan hanya ada satu-satunya di dunia. Kaiser pun mengaku memiliki kenangan terindah saat hidup bersama Susi selama tujuh tahun yaitu menyusuri Pantai Pangandaran dengan mengendarai sepeda motor.
Kaiser dan Susi menikah dengan pada 1992 dan bercerai pada 1999. Selama menikah mereka tinggal di daerah Pangandaran dan dikarunai seorang putri bernama Nadine Kaiser yang kini berusia 17 tahun.
"I called her Putri Laut," ungkapnya.
Pertemuan Susi dan Kaiser di acara sertijab memang cukup menarik perhatian. Tanpa ragu, Kaiser bahkan sempat memberikan pelukan hangat kepada mantan istrinya.
Tak mau kalah, pada awal sambutannya di acara Sertijab, Susi juga sempat menyebut nama mantan suaminya. Â
"Yang saya hormati, Pak Cicip, Daniel Kaiser ayah dari anak saya. Saya habis kata-kata dan hari ini kalian kasih wejangan yang luar biasa bagi saya," katanya saat memulai pidato.
Â
Advertisement
Jadi Menteri Bukan Untuk Kaya
Dalam sambutannya, Susi mengaku mengambil tawaran menjadi menteri bukan untuk menjadi kaya dan hebat. Alasan utama dirinya menerima tawaran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu ingin membawa sektor perikan dan kelautan Indonesia menjadi lebih baik.
Pasalnya meski hanya berijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP), Susi telah menggeluti bisnis perikanan selama 33 tahun dan 10 tahun di bidang penerbangan sehingga dia sangat mengerti benar bagaimana mengelola sektor yang dipimpinnya.
"Jangan sampai laut kita yang besarnya 70 persen atau 5 kali lebih besar laut kita dari Thailand, dan beribu-ribu kali lipat dengan Malaysia tetapi angka ekspor kita kalah jauh dibandingkan Malaysia dan Thailand. Ini jadi target kita semua," tuturnya," terang dia.
Demi mewujudkannya, Susi mengajak pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk bekerja keras siang dan malam. Untuk itu, dia pun mengubah jam kerja PNS di Kementeriannya menjadi pukul 07.00-15.00 WIB.Â
"Jadi kita siap bekerja siang malam? " tanya Susi kepada PNS KKP.Â
Advertisement
Ogah dipanggil Bu Menteri
Bak selebriti, gerak-gerik Susi memang tengah sorotan media dalam beberapa hari terakhir. Gayanya yang nyentrik tak berubah meski telah menjadi pejabat negara.
Di hari ketiga, Susi mengaku merasa risih saat wartawan memanggilnya dengan sebutan Bu Menteri. "Sejak kemarin, banyak media yang panggil saya Bu Menteri, Bu Menteri. Siapa Bu Menteri? Nama saya bukan Bu Menteri, Bu Susi saya baru kenal,"Â kata Susi.
Dengan jujur, Susi menegaskan dirinya ingin serius bekerja sehingga tak mau lagi diganggu lagi oleh awak media. Bahkan, dia berharap hari ini adalah wawancara terakhirnya dengan para wartawan.
"Saya ini selebritis atau Menteri KKP ya. Di sini ada Pak Menko, Pak Menko saya jadi nggak bisa kerja saya (diganggu media)," ungkapnya.
Susi meminta agar para pencari berita untuk sabar menunggunya bekerja setelah itu baru memberikan informasi apa-apa saja yang sudah dikerjakan.
"Kasih saya seminggu, dua minggu. Kita press conference selama sebulan," ujarnya.
Profil Susi
Susi memang berbeda dengan menteri kebanyakan. Jika menteri-menteri yang lain adalah lulusan sarjana, bahkan hingga perguruan tinggi luar negeri, Susi hanya memiliki ijazah SMP.Â
Namun jangan salah, Ibu tiga anak ini merupakan salah satu pengusaha yang sukses. Kesusksesan Susi terlihat dari puluhan pesawat yang dia miliki dari berbagai jenis seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter, dan Piaggio P180 Avanti.
Susi mengawali karir sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya berkembang kemudian mendirikan pabrik pengolahan ikan pada PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan lobster bermerk Susi Brand. Pasarnya, pun berkembang hingga luar negeri seperti Asia dan Amerika.Â
Berkembangnya pasar produk ini pun membuatnya mau tak mau membutuhkan sarana transportasi sehingga produk yang dibawa dalam keadaan segar. Akhirnya muncullah pemikiran untuk membeli sebuah pesawat pengangkut yang kemudian melatarbelakangi berdiri PT ASI Pudjiastuti Aviation dan berkembang hingga saat ini.
Gebrakan yang dilakukan Susi menuai perhatian dari banyak kalangan. Hingga kemudian dia pun dianugerahi penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprose Exporter tahun 2005. (Amd/Ndw)
Advertisement