Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk mengubah pengembangan ekonomi untuk lima tahun ke depan demi menambah lapangan pekerjaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Profesor Emiritus Bidang Ekonomi Universitas Boston, Prof. Gustav F. Papanek.
Menurut Gustav, dengan meningkatkan ke sektor industri manufaktur, Presiden Jokowi dapat menjalankan rencananya menaikan 10 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"10 tahun perekonomian Indonesia berada di persimpangan jalan. Indonesia perlu strategi baru demi kemakmuran ekonomi. Strategi itu harus mengedepankan fakta yang ada. Karena itu hanya sektor manufaktur yang mampu menciptakan lapangan kerja, yang cukup besar. Menuju 10 persen yang diinginkan,"Â jelasnya saat memberikan ceramah di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (30/10/2014).
Selain itu, dengan menggenjot sektor industri manufaktur, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengalahkan China yang saat ini angkatan kerjanya sudah memasuki usia senja.
"China selama bertahun-tahun belakangan berhasil mendominasi pasar industri manufaktur padat karya. Akan tetapi dalam beberapa tahun ke depan Cina tidak lagi kompetitif untuk pasar ini karena angkatan kerja produktif di negara tersebut akan memasuki usia senja dan mereka tidak memiliki angkatan kerja usia produktif baru dalam jumlah besar yang siap masuk tenaga kerja," jelasnya.
Gustav menyebutkan, dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia, maka sangat mungkin Indonesia akan pasar merebut sedikit pasar dari China.
"Dengan tenaga kerja usia produktif besar, Indonesia berpeluang mengambilalih sebagian pasar China. Jika dengan kebijakan yang benar Indonesia di tahun 2019 bisa mendapatkan keuntungan ini," pungkasnya. (Â Putu Merta/Gdn)
Fokus ke Manufaktur, Indonesia Bisa Kalahkan China
Dengan mengedepankan sektor manufaktur, bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengalahkan China.
Advertisement