Sukses

Antisipasi Kenaikan BBM, Mendag Berkoordinasi dengan Pengusaha

Jika harga BBM Subsidi mengalami kenaikan sebesar Rp 3.000, maka kenaikan harga barang minimal 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memastikan akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum Januari 2014. Kenaikan harga BBM subsidi tersebut dipastikan akan membuat harga bahan kebutuhkan pokok akan melonjak.

Menyadari hal tersebut, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan akan berkoordinasi dengan para pengusaha, khususnya produsen untuk mempersiapkan stok produk-produk kebutuhan masyarakat dalam jumlah yang banyak.

"Makanya saya akan berbicara dengan pengusaha dan pelaku industri bagaimana menjaga suplai sebanyak mungkin. Kami harus jaga stabilitas," ujarnya di Kantor Kadin, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/10/2014).

Di tempat berbeda, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan bahwa pada waktunya pemerintah akan menginformasikan secara jelas terkait kenaikan harga BBM subsidi. Hal ini sebagai salah satu cara untuk menghindari gejolak harga di masyarakat.

"Akan diinformasikan. Tenang saja, (kenaikan BBM) sebelum akhir tahun," pungkasnya," tandasnya.

Sebelumnya,  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan berdampak kepada harga barang-barang. Kenaikan harga barang tersebut sebagai langkah antisipasi para pengusaha karena pembengkakan biaya operasional.

"Kami sudah itung-itungan. Jadi harga BBM naik, harga barang ikut naik. Kalau harga BBM naik Rp 3.000, maka kenaikan harga mulai 5 persen," ujarnya Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi.

Menurutnya, transportasi merupakan sektor yang akan terkena dampak langsung dari penyesuaian harga BBM subsidi tersebut.

"Kalau sektor industri belum tentu bisa langsung menaikkan harga barang, paling baru bisa tahun depan. Karena kami masih ada stok yang bisa didistribusikan," papar dia. (Dny/Gdn)