Liputan6.com, Jakarta - Produk fashion Indonesia diharapkan dapat menyerap kebutuhan pasar lebih besar lagi mengingat kelas menengah masyarakat Indonesia bertambah.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel dalam acara Jakarta Fashion Week 2015, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Minggu (2/11/2014).
"Saya berharap para desainer Indonesia tidak hanya mampu menciptakan koleksi desain yang unik dan berkualitas tinggi namun dari sisi pemasaran, produk fashion Indonesia akan mampu menyerap kebutuhan pasar lebih besar lagi," ujar Rachmat.
Advertisement
Kementerian Perdagangan berupaya menentukan strategi promosi efektif untuk memenuhi permintaan dan menciptakan pasar baru terutama ke pasar internasional.
Beberapa program pengembangan fashion yang diarahkan pada penciptaan nilai tambah produk, peningkatan capacity building dan peningkatan jejaring bisnis berkelanjutan bagi para pelaku fashion dengan para buyers telah pemerintah lakukan.
Lantaran itu, Jakarta Fashion Week 2015 merupakan kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan bagi pada pelaku fashion Indonesia.
"Sebagai pekan mode paling berpengaruh di Asia Tenggara, Jakarta Fashion Week berpotensi mengantarkan industri mode Indonesia memasuki pasar mode dunia," ujar Rachmat Gobel.
Pada 2009-2013, tren ekspor fashion Indonesia mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,59 persen per tahun. Sementara itu, nilainya selama Januari-Juli 2014 mencapai US$ 8,47 miliar atau naik 17,3 persen dibandingkan nilai ekspor periode sama tahun 2013 yang terdiri dari komponen pakaian jadi senilai US$ 4,65 miliar, alas kaki US$ 2,3 miliar.
Lalu perhiasan US$ 1,46 miliar, dan arlohi US$ 1,43 juta. Adapun negara tujuan ekspor utama Indonesia antara lain Amerika Serikat (AS), Jepang, Afrika Selatan, Jerman, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan.
Sementara itu, penyerapan produk fashion Indonesia di pasar dalam negeri juga semakin besar. Hal itu seiring peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
"Hal ini dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap fashion dengan masyarakat kelas menengah sudah mulai menjadikan fashion berkualitas dan bermerek tertentu sebagai kebutuhan," kata Rachmat.
Selain itu, dalam rangkaian JFW 2015, Kementerian Perdagangna juga berperan aktif dalam penyelenggaran progam fashionlink berlangsung 3-7 November 2014. Program ini mempertemukan para desainer terpilih Indonesia yang siap go international dengan para buyers domestik dan manca negara. (Fik/Ahm)