Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak melemah menjelang pengumuman inflasi Oktober yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah tercatat sempat menguat tipis
Data valuta asing (valas) Bloomberg, Senin (3/11/2014), nilai tukar rupiah melemah tipis 0,17 persen ke level 12.105 per dolar AS pada perdagangan 9:55 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka melemah di level 12.120 per dolar AS.
Baca Juga
Sementara menjelang siang, nilai tukar rupiah tampak masih aktif berfluktuasi dan bertengger di kisaran 12.095 - 12.125 per dolar AS.
Advertisement
Tak berbeda dengan data Bloomberg, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat nilai tukar rupiah berada di level 12.105 per dolar AS. Rupiah melemah dibandingkan perdagangan di akhir pekan yang ditutup di level 12.082 per dolar AS.
Ekonom Bank Saudara Rully Nova mengatakan, para pelaku pasar masih menanti data-data ekonomi domestik. Jika tidak ada perbaikan dalam data fundamental ekonomi termasuk defisit transaksi berjalan yang kini jadi perhatian pasar, nilai tukar rupiah masih akan berpeluang melemah.
"Awal pekan ini kan ada pengumuman inflasi, defisit neraca berjalan. Melemahnya rupiah ini sebagai langkah antisipasi menghadapi data-data ekonomi tersebut," terangnya saat dihubungi Liputan6.com.
Dia memprediksi defisit neraca berjalan masih akan terus berlanjut hingga Oktober. Jika begitu, perkiraannya, rupiah akan berkutat di kisaran Rp 12.000 - Rp 12.200 per dolar AS.
"Dibutuhkan usaha yang luar biasa agar Indonesia bisa keluar dari jeratan empat defisit yang kini mengekang," tandasnya. (Sis/Ahm)