Sukses

Harga BBM Naik, Jumlah Orang Miskin di RI Bertambah

Akibat kenaikan harga BBM, daya beli masyarakat menurun seiring dengan melambungnya harga kebutuhan pokok serta ongkos transportasi.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan angka kemiskinan di Indonesia akan mengalami peningkatan paska harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Pasalnya, daya beli masyarakat menurun seiring dengan melambungnya harga kebutuhan pokok serta ongkos transportasi.

"Garis kemiskinan akan naik karena dibentuk oleh komoditas-komoditas kebutuhan pokok. Kalau harga naik, kebutuhan naik," ungkap Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (3/11/2014).

Menurutnya, kompensasi sangat penting diberikan kepada masyarakat miskin sebagai bantalan atau menjaga daya belinya. Kompensasi tersebut bisa berupa bantuan sosial.

"Kalau pendapatan dari masyarakat ini diberikan kompensasi berapa, ya kesejahteraan juga akan naik. Tinggal kenaikannya melewati inflasi nggak," papar dia.

Suryamin menambahkan, besaran kompensasi harus dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan masyarakat miskin tersebut yang disesuaikan dengan inflasi tahun itu. Kompensasi, lanjutnya juga perlu meng-cover jutaan penduduk miskin di wilayah Indonesia. Tahun lalu, pemerintah mengalokasikan kompensasi BBM kepada hampir 15,5 juta rumah tangga, sementara jumlah penduduk miskin 28,8 juta (Maret 2014).

"Kalau garis kemiskinan naik, berapa kompensasi yang diberikan, berapa rata-rata income masyarakat bawah tadi. Misalnya inflasi 8 persen, maka kompensasi harus 12 persen, supaya keluar dari garis kemiskinan," jelas dia.

BPS, katanya, tengah menghitung jumlah orang miskin di Indonesia pada posisi September. Namun sementara ini Suryamin memastikan belum ada kenaikan jumlah penduduk miskin di bulan kesembilan 2014.

"Kita akan melakukan perhitungan, karena dampaknya nanti ada di Maret 2014. Tapi yang jelas potensi kenaikan bisa diredam dengan bantuan kompensasi," tukas dia. (Fik/Ndw)

Video Terkini