Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka jatuh ke level terendah sejak 2010, imbas kemerosotan harga minyak mentah dunia ke level terendah dalam tiga tahun dan mengikis permintaan untuk logam mulia sebagai lindung nilai inflasi.
Melansir laman Bloomberg Business Week, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember Di Comex di New York turun 0,2 persen menjadi US$ 1.167,20 per ounce.
Itulah penutupan terendah untuk kontrak teraktif sejak 28 Juli 2010. Harga jatuh untuk sesi kelima berturut-turut, kemerosotan terpanjang sejak 12 September.
Advertisement
"Premium inflasi emas cepat menghilang dengan penurunan harga minyak," ujar Paul Kavanaugh, Direktur Pengembangan Bisnis FuturePath Trading LLC di Chicago.
Logam mulia ini telah menurun 2,9 persen sepanjang 2014. Pada 2013, harga emas jatuh 28 persen, mengakhiri rally selama 12 tahun.
Prediksi Societe Generale SA Michael Haigh tentang kemerosotan harga emas di tahun lalu benar adanya. Dia mengatakan bahwa penurunan minyak mentah menggarisbawahi inflasi akan meredam prospek logam.
Emas menuju penurunan tahunan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 1998. Dolar telah melonjak terhadap sekeranjang mata uang setelah Jepang memperluas stimulus moneter minggu lalu.
Kemudian dan Federal Reserve mendekati kenaikan suku bunga pertama dalam delapan tahun. Pada 31 Oktober, logam menyentuh $ 1,160.50 per ounce, harga intraday terendah sejak Juli 2010.
"Keseluruhan sentimen terjadi karena dolar menjadi penarik lebih dari emas setelah The Fed mengakhiri program stimulus," tambah dia. (Nrm)
Â