Sukses

Kekeringan Ganggu Produksi CPO, Pertanda Harga Bisa Naik

Kekeringan di beberapa kawasan di Indonesia dan Malaysia tahun ini diprediksi akan mengganggu produksi minyak sawit pada 2015

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kekeringan di beberapa kawasan di Indonesia dan Malaysia tahun ini diprediksi akan mengganggu produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) pada 2015. Meski begitu, perusahaan keuangan internasional Maybank Kim Eng melihat hal tersebut sebagai pertanda baik bagi kenaikan harga komoditas karena lemahnya pasokan.

Mengutip laman Bernama, Jumat (7/11/2014), pada 2015, laporan Maybank Kim Eng menunjukkan pertumbuhan pasokan CPO akan berkurang dibandingkan dengan hasil panen tahun ini. Penelitiannya juga menemukan, jika tidak ada perubahan, harga CPO rata-rata pada 2015-2016 akan berkisar di level 2.600 ringgit per ton.

"Prediksi kami bergantung pada anomali cuaca, sementara risiko yang lebih parah adalah penurunan lebih lanjut harga CPO," seperti tertulis dalam laporan Maybank Kim Eng.

Sementara para pengusaha di industri CPO juga telah mengukuhkan proyeksi harga berdasarkan faktor kekhawatiran terhadap panen kedelai di AS, pasokan minyak sawit yang melimpah dan semakin rendahnya harga minyak sawit.

Sementara itu, tender biodiesel ketiga di Indonesia pada September bertujuan memasok minyak sawit ke Indonesia Timur. Pengiriman itu dilakukan dengan harga 2,47 persen lebih besar untuk menutupi biaya transportasi dan distribusi.

Kondisi ini dapat menjaga permintaan pasar terhadap CPO.

Faktor-faktor lain yang melambatkan penanaman kelapa sawit baru di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir adalah sulitnya pembebasan lahan. Persyaratan pembukaan lahan yang semakin ketat dan kompensasi yang besar pada pemerintah lokal juga menjadi salah satu kendala lain.

Para pengusaha masih sulit melakukan penanaman baru karena lemahnya dan tumpang tindih klaim pemetaan lahan dari sejumlah kementerian termasuk pertambangan, kehutanan dan pertanian. (Sis/Ndw)

Video Terkini