Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menegaskan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) hanya ditunda, bukan dibatalkan. Penundaan tersebut ditengarai karena beberapa alasan.
"Tidak batalkan tapi ditunda. Belum saatnya sekarang," tegas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono k saat ditemui di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Dijelaskannya, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sudah memiliki arah visi untuk membangun Indonesia dari wilayah pinggiran. Dengan begitu, ketimpangan pembangunan termasuk infrastruktur antar wilayah dapat mengecil.
Saat ini, lanjutnya, ketimpangan pembangunan infrastruktur terlihat di wilayah Sumatera, Jawa (Indonesia Bagian Barat) dengan wilayah Timur Indonesia. Pertumbuhannya 60 persen dan 20 persen, sedangkan sisanya di wilayah Timur.
"Jika dibangun JSS maka semakin meningkatkan ketimpangan di wilayah Timur. Makanya saat ini kita prioritaskan (pembangunan) ke Timur seperti Kalimantan dan Sulawesi supaya bergerak," terang dia.
Alasan lain, menurut Basuki, wilayah Selat Sunda merupakan daerah pelayaran dan penyeberangan laut yang sangat ramai sehingga dapat menjadi ikon bagi Indonesia sebagai negara maritim.
"Dibangun terminal-terminal, peremajaan dan penambahan kapal Roro, sehingga bisa menunjukkan kepada masyarakat Indonesia, dunia bahwa kita negara maritim dan mampu melayani penyeberangan dengan lebih baik," ucapnya. (Fik/Ndw)
Jembatan Selat Sunda Bukan Batal, Tapi Ditunda
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menegaskan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) hanya ditunda, bukan dibatalkan.
Advertisement