Sukses

Kenaikan Harga BBM Subsidi Tak Ganggu Industri Kemasan

Kenaikan harga minyak dunia dan nilai tukar memberikan pengaruh cukup besar kepada industri kemasan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan berencana untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan segera dilakukan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah memberikan sinyal bahwa kenaikan tersebut akan dilakukan pada November ini.

Business Development Director Indonesia Packaging Federation (IPF), Ariana Susanti mengatakan, rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap industri kemasan dalam negeri.

Pasalnya, porsi BBM hanya sebesar 1 persen dari biaya produksi. Sehingga jika terjadi kenaikan harga, diperkirakan paling tinggi hanya sekitar 0,5 persen saja.

"Kami delivery tidak setiap hari, yang terasa pengaruhnya mungkin untuk produk fast moving consumer goods," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Minggu (9/11/2014).

Meski demikian, fluktuasi harga minyak mentah dunia justru yang memberikan sedikit pengaruh terhadap harga bahan baku industri kemasan, terutama biji plastik. Dari gejolak harga minyak mentah dunia menurut Ariana memberikan pengaruh 5 persen terhadap harga bahan baku industri ini.

"Kalau biji plastik itu pengaruh dari harga minyak dunia, tapi itu juga sangat fluktuatif sehingga kami juga tidak berani stok kalau lagi turun. Nanti kalau sudah proses pemesanan harga tiba-tiba naik, malah repot," katanya.

Selain itu, yang dikhawatirkan oleh industri kemasan yaitu fluktuasi rupiah. Hal ini lantaran selain 50 persen bahan bahan baku berasal dari impor, transaksi bahan baku lokal pun masih menggunakan dollar Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, dia berharap tahun depan rupiah bisa lebih stabil, sehingga pertumbuhan industri kemasan bisa mencapai 10 persen hingga 11 persen dan target omzet industri sebesar Rp 100 triliun pada 2017 bisa tercapai. (Dny/Gdn)