Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dikatakan bisa meraup pendapatan bersih hingga US$ 1,47 miliar atau berkisar Rp 16 triliun per tahun jika membiarkan PT Pertamina (Persero) untuk menjadi operator Blok Mahakam.
Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara menyatakan, perhitungan itu mengacu pada data Pertamina yang menyebutkan cadangan gas di Blok Mahakam masih sekitar 8-10 triliun cubic feet (Tcf).
"Saya dapat angka 8-10 Tcf itu dari data Pertamina," kata Marwan, di Jakarta, Senin (10/11/2014).
Namun ternyata ada ketidakcocokan data potensi cadangan gas di blok yang terletak di Kalimantan Timur tersebut.
Baca Juga
Berdasarkan data Total, pengelola Blok Mahakam saat ini, cadangan gas bumi di blok tersebut hanya sebesar 2 Tcf.
Namun hal ini dibantah Marwan. "Tidak betul kalau ada yang bilang cadangan gas Blok Mahakam cuma2 Tcf. Kalau cuma 2 Tcf kenapa Total ngotot untuk minta perpanjangan?," tegas dia.
Seperti diketahui,  Blok Mahakam saat ini dikelola PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation sejak 1997 dan akan habis kontrak pada 2017.
Advertisement
PT Pertamina berharap kontrak Total di Blok Mahakam tidak diperpanjang dan dialihkan ke Pertamina. Namun, saat ini pemerintah belum menunjukan sikap. (Pew/Nrm)