Liputan6.com, Jakarta - Lembaga konsultan MarkPlus Inc memprediksi basis tenaga pemasar (marketing) di Indonesia bakal bertambah karena pengaruh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sangat pro dengan dunia pemasaran. Banyak menteri di Kabinet Kerja yang merupakan jebolan dari ajang pemasaran terbesar di Indonesia atau MarkPlus Conference.
"Jumlah marketing pasti makin banyak, karena di dalam kabinet Jokowi ada sosok yang meraih penghargaan Marketeer of The Year seperti Arief Yahya (Menteri Pariwisata) dan Jokowi sendiri. Makanya tahun ini spesial," kata Pendiri dan Presiden MarkPlus, Hermawan Kertajaya di acara Konferensi Pers MarkPlus Conference 2015, Jakarta, Senin (10/11/2014).
Sayang ketika ditanyakan mengenai jumlah ideal marketing untuk melayani 240 juta penduduk Indonesia, dia enggan memastikannya.
"Indonesia punya pasar besar, kalau tidak punya marketing kita hanya akan jadi pasar, bukan produsen. Kalau jumlah entrepreneur harus 5 persen dari total penduduk, maka kita perlu marketing sebanyak-banyaknya," cetusnya.
Menurut Hermawan mengutip pesan Jokowi, Indonesia memiliki produk pariwisata dan industri kreatif yang unik, menarik serta bernilai tambah. Namun tanpa sebuah kemampuan memasarkan produk dan jasa, maka produk itu akan sia-sia.
"Negara ini perlu di marketing-i orang-orang kreatif dan inovatif, jangan cuma jago pasarkan produk dan jasa korporasi tapi nggak bisa memasarkan produk dan jasa negara ini," tegas dia.
Hermawan melanjutkan, Jokowi menekankan pada three point zero, di mana seorang marketing tidak hanya berorientasi pada produk, tapi juga ke konsumen dan memanusiakan konsumen.
"Sekarang sudah tidak zamannya marketing fokus pada produk. Kini lebih kepada menyentuh konsumen dan memberikan peran ke masyarakat," terang dia. (Fik/Gdn)
Jumlah Tenaga Pemasar RI Bakal Melejit karena Jokowi
"Jika jumlah entrepreneur harus 5 persen dari penduduk, maka perlu marketing banyak," cetus Presiden MarkPlus, Hermawan Kertajaya.
Advertisement