Liputan6.com, Jakarta - Keputusan pemerintah untuk meminta PT PLN (Persero) membeli listrik dari PT Inalum (Persero) dinilai para pekerja Inalum tidak tepat sasaran. Namun Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan, Inalum mendapatkan keuntungan dari pembelian listrik oleh PLN.
Serikat pekerja Inalum mengungkapkan, listrik akan dialirkan ke sektor industri dan restoran di Sumatra Utara, bukan untuk warga. Hal itu juga akan merugikan perusahaan ke depan dengan mempengaruhi kapasitas produksi perusahaan yang ke depan dituntut untuk terus meningkat.
‎Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengaku apapun yang terjadi penyaluran listrik dari Inalum tersebut tidak akan merugikan perusahaan, justru meningkatkan keuntungan perseroan.
"Produksi listrik di Inalum itu hanya 1 sen per KWH, nanti PLN bisa beli seharga 9 sen, karena PLN beli dari Serawak juga 9 sen, dengan untung 8 sen, maka Inalum justru untung US$ 160 juta dari penjualan listrik itu," kata Rini di kantornya, Senin (10/11/2014).
‎Inalum sendiri saat ini memiliki kapasitas produksi maksimal 265 ribu ton aluminium in gold dengan hanya membutuhkan total listrik sebesar 440 Mega Watt (MW) dengan total kemampuan produksi dari PLTA nya mencapai 600an MW.
Ia mengimbau kepada para pegawai Inalum untuk tidak khawatir. Mengingat demi kepentingan pasokan listrik Sumatra Utara juga akan menguntungkan perusahaannya.
‎"Dengan begitu, byar pet sekarang tidak ada lagi, karena pemasok sama pengguna sudah sama, dimana saat ini sudah ada 10 MW yang disalurkan Inalum, namun seharusnya lebih tinggi dari angka tersebut," kata Rini.
Inalum sendiri direncanakan menambah pasokan listrik melalui PLTA nya sebanyak 210 MW. (Yas/Ahm)
Jual Listrik ke PLN, Inalum Bakal Raup Untung
Menteri BUMN, Rini Soemarno menuturkan, PLN beli listrik dari Inalum seharga 9 sen maka Inalum untung US$ 160 juta dari jual listrik itu.
Advertisement