Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menginginkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan dipisahkan dengan pengguna BBM Subsidi lainnya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, saat ini kuota BBM subsidi untuk nelayan masih menjadi satu dengan kendaraan. Pertumbuhan kendaraan bermotor yang semakin tinggi membuat kouta yang diberikan cepat habis. Dampaknya, nelayan pun semakin kesulitan. Selain itu, dengan mengurangan kuota BBM subsidi sebesar 20 persen, nelayan juga terkena dampaknya.
"Ada kebijakan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan gas bumi (BPH Migas) misal dipotong 20 persen, nanti Januari bisa kebijakan baru lagi," kata Hanung, di kawasan nelayan Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Selasa (11/11/2014).
Hanung mengungkapkan, untuk memudahkan penyaluran ke nelayan, Pertamina ingin kuota nelayan dan kendaraan dipisah. Sistem tersebut diharapkan bisa berlaku 2015.
"Kami minta BPH Migas untuk kuota nelayan dipisahkan sendiri pada 2015, pemisahan tersebut supaya jelas," tambahnya.
Jika nelayan sulit memperoleh BBM bersubsidi karena kebijakan pemotongan kuota sebesar 20 persen, Menurut Hanung Pertamina sudah siapkan solar non subsidi.
"Bisa kebijakan baru lagi kita ngikutin kuota BPH, Kalau kurang ada non subsidi," pungkasnya. (Pew/Gdn)
Pertamina Ingin Kuota BBM Subsidi untuk Nelayan Dipisah
Untuk memudahkan penyaluran ke nelayan, Pertamina ingin kuota nelayan dan kendaraan dipisah.
Advertisement