Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut syarat utama sosok Dirut Pertamina adalah memiliki kemampuan memimpin dan manajerial. Sementara kemampuan teknikal bisa diatasi belakangan.
Hal tersebut menuai beragam kritikan dari sejumlah pengamat. Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menilai sejak awal proses yang dilakukan Kementerian BUMN terkait pemilihan pimpinan Pertamina adalah sebuah kesewenang-wenangan.
Baca Juga
"Padahal publik sangat berharap bahwa calon Dirut Pertamina yang akan datang mampu membawa Pertamina menjadi penghasil keuntungan bagi negara, bukan seperti sekarang selalu teriak rugi," ujar dia di Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Menurut dia sangat penting bagi calon orang nomor satu di Pertamina mengerti seluk beluk dunia minyak dan gas (migas) agar tidak salah dalam pengelolaan. Bahkan lebih diutamakan yang memahami energi secara umum bukan hanya migas.
"Karena menjadi penting syarat itu saat ini agar kita tidak salah menempatkan orang. Ibaratnya negara kita sakit saraf, yah harus kita kirim dokter saraf jangan kirim dokter kandungan. Nanti salah diagnosa dan salah berikan resep, yang ada pasien malah meninggal," dia mencontohkan.
Advertisement
Ferdinand menyarankan agar Menteri BUMN sebelum melakukan fit and proper test terlebih dahulu melakukan uji integritas para calon melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Setelah lolos dari KPK baru di fit and propert test, tanya visinya, mengerti tidak seluk beluk migas, punya insting investigasi tidak, berani melawan mafia tidak? jangan langsung ujug-ujug menunjuk dan mengendorse seseorang terutama yang justru bermasalah," ujarnya.
Beberapa nama diketahui tengah menjalani fit and proper test Dirut Pertamina antara lain, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Rinaldi Firmansyah, Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), dan Dwi Sucipto (Dirut Semen Indonesia).
Rinaldi muncul sebagai kandidat kuat Direktur Pertamina. Latar Belakang Rinaldi sebagai Mantan Dirut Telkom dinilai tidak layak untuk memimpin perusahaan yang bergerak di sektor Migas.
Pengamat energi sekaligus Koordinator Indonesia Migas Watch Tri Widodo mengatakan bahwa BUMN sekaliber Pertamina sangat membutuhkan sosok seorang pemimpin yang pengalaman di bidangnya.
"Pertamina itu kan membutuhkan seorang yang paham dan pengalaman. Membutuhkan seorang yang paham manajemen perusahaan perminyakan. Rinaldi kan orang keuangan," jelasnya.(Pew/Nrm)
Â
Â