Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mengeluhkan mirisnya kondisi penyimpanan air baku di Indonesia. Sumber daya air yang berlimpah tak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan malapetaka bagi negara ini.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna mengatakan, penyimpanan air baku di Indonesia baru sebanyak 54 meter kubik per kapita setiap tahun.
"Kita punya air berlimpah banyak, tapi nggak disimpan. Makanya kalau hujan kebanjiran, kalau kering kekeringan," tegas dia kepada wartawan di acara Media Gathering 2014 di Bandung, seperti ditulis Sabtu (15/11/2014).
Dari data Bappenas, Dedy mengaku, kebutuhan air baku per tahun di Republik ini mencapai 1.175 meter kubik per kapita. Itu artinya, pasokan air baku dengan kebutuhan sangat jauh sehingga pantaslah bila Indonesia mencatatkan defisit air minum.
"Bandingkan dengan Thailand, negara kecil di mana airnya tidak sebanyak kita, tapi bisa menyimpan air baku hingga 1.200 meter kubik per kapita per tahun," tuturnya.
Atas dasar ini, menurut dia, pemerintahan baru akan membangun waduk sebanyak 50 waduk dan ditargetkan tuntas pada lima tahun ke depan.
"Jadi total 50 waduk yang dibangun. Jika betul-betul teraliasasi, ini akan menjadi sejarah karena Indonesia baru punya 261 waduk sejak zaman Belanda dan sudah berusia 100 tahun. Program tersebut akan memperbaiki daya tahan air di Indonesia," imbuh Dedy.    (Fik/Ndw)
RI Torehkan Sejarah Jika Berhasil Bangun 50 Waduk
"Jadi total 50 waduk yang dibangun. Jika betul-betul teraliasasi, ini akan jadi sejarah," kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas.
Advertisement