Liputan6.com, Semarang - Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan tidak berdampak negatif terhadap BI rate atau suku bunga acuan Bank Indonesia. Harapan ini disampaikan oleh Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah.
Jika BI rate mengalami fluktuasi, dipastikan masyarakat tak bisa tenang membeli rumah. Menurut Wakil ketua DPD REI Jawa Tengah, Bidang Promosi, Publikasi, dan Kehumasan, Dibya Hidayat, masyarakat akan lebih tenang merencanakan pembelian rumah jika suku bunga acuan stabil .
Baca Juga
"Khususnya yang membeli rumah melalui sistem kredit," kata Dibya Hidayat di Semarang, Minggu (16/11/2014).
Advertisement
Menurut Dibya, kepastian besaran bunga menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap penjualan rumah. Jika bunga bank tidak pasti maka akan memunculkan keraguan di masyarakat.
Sehingga jika BI rate mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap suku bunga KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Dampak berikutnya bisa lebih parah, yakni terjadinya kredit macet. Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen sekitar 13 bulan.
"Harapan kami, meskipun ada rencana kenaikan BBM subsidi jadi dilaksanakan jangan sampai berdampak negatif terhadap BI rate," kata Dibya.
Jika dalam waktu dekat ini harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan maka mau tidak mau para pengembang akan ikut menaikkan harga rumah.
"Untuk kenaikan harga properti atau perumahan dipastikan akan naik di awal tahun nanti, setidaknya kenaikan harga akan berada di kisaran 15-20 persen dari harga yang berlaku saat ini," kata Dibya.
Sementara itu, penjualan rumah maupun properti jenis lain pada saat ini mengalami kenaikan. Hal itu dipicu tren menjelang akhir tahun berdampak terhadap penjualan rumah.(Eddie P.I/Ahm)