Liputan6.com, Jakarta - Persiapan Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai kurang optimal, karena seharusnya ada beberapa langkah yang dijalankan oleh pemerintah sebelum menaikan harga BBM Subsidi.
Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS), Marwan Batubara mengatakan, sebelum menaikan harga BBM subsidi pemerintah seharusnya sudah menjalankan aksi-aksi penunjang.
"(Kenaikan harga) itu relatif, tapi saya cenderung pemerintah itu harus melakukan beberapa langkah sebelum menaikan harga," kata Marwan, di Jakarta, Senin (17/11/2014).
Marwan menyebutkan langkah tersebut adalah membenahi tata niaga BBM, melakukan penghematan oleh Kementerian Lembaga, menyiapkan program produksi dan pengembangan energi nasional.
"Program masyarakat tidak mampu, itu yang lebih disiapkan. Belum optimal," tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 30,7 persen untuk premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter dan 36,3 persen untuk solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter, kenaikan harga terbut mulai berlaku 18 November 2014 Pukul 00.00 WIB. (Pew/Gdn)
Harga BBM Naik, Pemerintah Kurang Persiapan
"Program masyarakat tidak mampu, itu yang lebih disiapkan. Belum optimal," tutur Direktur IRESS, Marwan Batubara.
Advertisement