Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan kenaikan BBMÂ bersubsidi jenis premium dan solar sebesar Rp 2.000 per liter akan memberikan dampak pada kenaikan tingkat inflasi.Â
"Kenaikan BBM mungkin akan mempengaruhi kenaikan inflasi sekitar 2 persen-2,2 persen," ujarnya di sela-sela acara 'Risk and Governance Summit 2014' di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2014).
Dengan kenaikan inflasi ini, tingkat bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate juga mengalami kenaikan.
"Tapi harusnya sih bunganya naiknya nggak akan banyak, paling 25 basis points (bps) untuk bantu meredam inflasi. Nah, dengan naiknya bunga acuan 25 bps, kami sih tidak melihat akan ada risiko kredit yang meningkat banyak," lanjutnya.
Sedangkan pengaruhnya terhadap kredit konsumsi perbankan, Budi melihat dengan kenaikan harga BBM ini secara otomatis akan membuat permintaan masyarakat juga akan mengalami penurunan.
"Harga-harga barang akan naik. Jadi otomatis kredit konsumsi mungkin kenaikannya tidak akan secepat tahun-tahun sebelumnya," kata dia.
Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan memberikan pengaruh terhadap meningkatnya kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
"NPL pasti akan naik, cuma naiknya harusnya yang kelihatan di tahun ini. Kan dampak kenaikan ekonomi sudah sulit dari awal tahun 2014," ungkapnya.
Meski demikian, Budi berharap dengan adanya kenaikan harga BBM, pemerintah mempunyai ruang fiskal untuk membangun infrastruktur dan program-program sosial yang dirasa penting.
"Kalau pemerintah investasi di infrastruktur saat harga BBM naik, triple down effect-nya lumayan karena ada penyerapan tenaga kerja, orang-orang bisa kerja di proyek-proyek pemerintah. Itu lumayan meski tidak akan membuat GDP Indonesia balik ke level 6," tandas dia. (Dny/Ndw)
Harga BBM Naik Beri Ruang Buat RI Bangun Infrastruktur
Dengan harga BBM naik, pemerintah mempunyai ruang fiskal untuk membangun infrastruktur dan program-program sosial yang dirasa penting.
Advertisement