Liputan6.com, Jakarta - Menyusul kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Bank Indonesia akhirnya memutuskan menaikkan suku bunga acuan (BI rate) yang selama 13 bulan sebelumnya di tahan di level 7,5 persen. Kenaikkan BI rate sebesar 0,25 persen menjadi 7,75 persen tersebut membawa angin segar bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (19/11/2014) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis 22 poin ke level 12.124 pada perdagangan hari ini. Angka tersebut melanjutkan penguatan dari perdagangan sebelumnya di level 12.146 per dolar AS.
Sementara data valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah dibuka menguat di level 12.092 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Meski begitu, nilai tukar rupiah tampak bergerak melemah sangat tipis 0,07 persen ke level 12.144 per dolar AS pada perdagangan pukul 11.02 waktu Jakarta.
Untuk perdagangan hari ini hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran 12.082 - 12.162 per dolar AS.
Ekonom Senior Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan, kenaikkan BI rate memang dapat berdampak positif pada pergerakan nilai tukar rupiah.
"BI rate naik sekitar 25 basis poin, neraca perdagangan baik, impor turun, itu semua akan menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah," ungkap Fauzi saat berbincang dengan Liputan6.com.
Meski begitu, penguatan nilai tukar dolar tercatat masih memberikan tekanan pada pergerakan rupiah. Pekan ini, Fauzi memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 12.100 per dolar AS dan terus menguat hingga akhir tahun. (Sis/Gdn)
BI Rate Naik, Rupiah Menguat Tipis
Kenaikkan BI rate sebesar 0,25 persen menjadi 7,75 persen tersebut membawa angin segar bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
Advertisement