Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tengah mengkaji kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) paska penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (Bps).
"Sedang kita kaji sebulan atau dua bulan. Jadi tidak langsung KPR akan naik," ungkap Direktur Utama BTN, Maryono saat menghadiri acara Rakernas Real Estate Indonesia, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Dia menjelaskan, perseroan selalu menyesuaikan suku bunga KPR berdasar kajian-kajian yang ada di dalam suku bunga dana. Indikatornya melihat pada kondisi pasar saat ini.
"Kalau penyerapan dana pembiayaan (cost of fund) kita masih relatif rendah, kita nggak akan menaikkan KPR," papar Maryono.
Menurut Maryono, skema KPR secara jangka panjang berbeda dengan suku bunga kredit lain yang sangat cepat menyesuaikan kenaikan BI Rate. "Awalnya BBM naik, lalu BI Rate, ini akan mennggerus inflasi. Makanya kita akan meningkatkan kebijakan supaya NPL tidak naik," ujar Maryono.
Dia menyebut, loan to deposit ratio (LDR) BTN mengalami kenaikan. Itupun banyak yang belum dimasukkan ke dalam LDR sehingga jika disatukan landing of fund rate, LDR perseroan mencapai 80 persen-89 persen. (Fik/Ahm)
BI Rate Naik, BTN Kaji Suku Bunga Kredit Rumah
Direktur Utama BTN, Maryono menuturkan, bila penyerapan dana pembiayaan masih rendah maka perseroan tidak naikkan KPR.
Advertisement