Sukses

Kebiasaan Ekspor Komoditas Mentah Racuni Ekonomi RI

Selama ini Indonesia terlena dengan kebiasaan ekspor komoditas mentah secara besar-besaran ke negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, selama ini Indonesia terlena dengan kebiasaan ekspor komoditas mentah secara besar-besaran ke negara lain. Fenomena tersebut secara tak sadar telah meracuni ekonomi RI selama berpuluh-puluh tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalir mengungkapkan, negara ini dulu dibanjiri likuiditas dari negara-negara maju termasuk Amerika Serikat. Ditambah permintaan komoditas perkebunan dan pertambangan meningkat sehingga mengerek harga komoditas di titik tertinggi.

"Booming sumber daya alam menyebabkan harga komoditas tinggi, rupiah menguat, tapi pertumbuhan manufaktur kecil tapi ternyata itu yang selama ini meracuni ekonomi kita," ucap dia di acara Rakernas Kadin Indonesia Bidang Kebijakan Moneter dan Fiskal di Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Saat ini situasi berbalik. Sofyan menjelaskan, harga komoditas anjlok. Dan sulit bangkit dalam waktu cepat karena pertumbuhan ekonomi China dan Jepang sedang melambat.

"Harga batu bara jatuh, apalagi kita melarang ekspor mineral mentah sehingga perdagangan kita dan China defisit US$ 10 miliar. Nilai tambah tidak ada," ucap dia.

Kata Sofyan, pemerintah saat ini mulai konsisten dengan kebijakan hilirisasi. Salah satunya melirik pengembangan industri bauksit supaya menjadi negara industri bauksit terbesar di dunia. (Fik/Gdn)

Video Terkini