Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75 persen ternyata tak berdampak baik bagi semua pihak terutama pengusaha.
"Jadi BI mungkin menaikkan suku bunga karena khawatir inflasi, tapi coba cari policy lain yang tidak menjepit pengusaha, karena kalau biaya listrik pasti akan naik‎ terus," kata Pengusaha Sandiaga Uno di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Sandiaga menambahkan, kebijakan tersebut akan diterima para pengusaha jika ‎beberapa item lain yang menjadi penghambat berkembangnya daya saing pengusaha Indonesia seperti harga listrik dan perizinan dapat lebih ditekan.
"Jadi mungkin alangkah baiknya dilihat dulu dampak kenaikan BBM bersubsidi ini terhadap inflasi, jangan langsung tiba-tiba dinaikin begitu. Ini berarti akan memberatkan sekali," kata Sandiaga.
BI Rate telah bertahan di level 7,5 persen selama 13 bulan. Sebelumnya Gubernur BI, Agus Martowardojo menuturkan, kenaikan BI rate untuk menjaga ekspektasi inflasi agar tetap terkendali akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 sejak 18 November 2014. Dana pengalihan subsidi ini digunakan untuk sektor produktif. (Yas/Ahm)