Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis premium dan solar masing-masing Rp 2.000 per liter. Kenaikan tersebut dikhawatirkan sejumlah pihak, lantaran akan mengurangi daya beli masyarakat.
General Manager Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Dody Martimbang mengklaim, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak berdampak terhadap penjualan emas. Hal ini ditunjukkan dari volume penjualan emas pada Oktober dan November yang terus menanjak meski harga BBM bersubsidi naik.
Baca Juga
Dia mengatakan, rata-rata naik dari awal bulan hanya 500 kg menjadi 800 kg pada bulan tersebut. Kenaikan volume penjualan itu ditopang dari harga emas dunia.
Advertisement
"Untuk daya beli, kita tidak merasakan itu, justru kami meningkat," ujar Dody, di Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Bahkan, dengan adanya perbaikan harga emas dunia tersebut PT Aneka Tambang Tbk meningkatkan target penjualan dari sebelumnya 7 ton pada 2014 menjadi 8,5 ton menjadi 2015.
Pencapaian target tersebut juga didorong oleh strategi perseroan dengan meluncurkan jasa program jasa depositori Berencana Aman Kelola Emas (Brankas). Masyarakat bisa membeli harga emas dengan harga murah karena tidak dipotong oleh ongkos cetak. "Target sudah realiasasi saat ini 5,6 ton," ujar Dody.
Selain itu, perseroan juga merapkan tiga prinsip yang mendukung penjualan emas. "Karena memiliki tambang sendiri, kemudian pabriknya, ketiga kami adalah BUMN," tandas dia. (Amd/Ahm)