Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II MS Hidayat melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Kabinet Kerja Saleh Husin di Ruang Tamu Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan.
Menurut Hidayat, kedatangannya ke kantor lamanya ini untuk membicarakan hal-hal terkait investasi sektor industri yang belum terselesaikan hingga saat ini seperti pasokan gas untuk kawasan industri Bintuni, Papua Barat.
"Kami me-review hal-hal besar yang belum selesai seperti Bintuni, terkait suplai gas," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2014).
Dia mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah cepat untuk menyelesaiakan masalah suplai gas tersebut. Pasalnya investor yang akan masuk ke kawasan tersebut merupakan investor besar dan nilai investasi yang besar pula.
"Itu investor besar, nilainya US$ 3 miliar seperti LG, Ferrostal. Itu terbesar di Papua, seperti Freeport. Mereka akan akan investasi tapi suplai gas belum tersedia untuk 2017," katanya.
Hidayat mengaku optimistis suplai gas tersebut bisa segera terealisasikan karena Saleh Husin sudah melaporkannya dalam sidang kabinet.
"Mereka menunggu garansi kepastian gasnya. Ini harus di-declare oleh pemerintah supaya bisa jalan. Tapi Pak Menterinya sudah gesit karena langsung lapor ke sidang kabinet," lanjut dia.
Selain itu, MS Hidayat juga memberikan masukan kepada Saleh agar lebih intens berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. Pasalnya selama banyak kebijakan dari Kemenperin yang mentok di kedua kementerian tersebut.
"Kami diskusi. Saya berikan masukan supaya hubungan bilateral dengan Kementerian ESDM dan Kemenkeu terus dilakukan karena kepentingan Kemenperin sering mentok disana," tandasnya. (Dny/gdn)
Temui Saleh Husin, MS Hidayat Ngobrol Soal Pasokan Gas di Papua
Hidayat mengaku optimistis suplai gas tersebut bisa segera terealisasikan karena Saleh Husin sudah melaporkannya dalam sidang kabinet.
Advertisement