Liputan6.com, Jakarta - Portal properti global, Lamudi menyebut transaksi jual beli real estate kini bergeser dari tradisional menuju ke online. Hasil ini diperoleh dari survei terhadap para broker dan properti dan agen real estate di 16 negara berkembang, termasuk Indonesia.
Riset ini menyoroti perilaku para pencari properti online, sekaligus menawarkan proyeksi dan wawasan terhadap masa depan sektor properti.
Co-Founder Lamudi Global, Kian Moini menyatakan dari hasil survei, pasar properti di Indonesia harus memperhatikan prospek ekonomi dalam melakukan transaksi jual beli. Ini mengalahkan faktor lain, seperti fluktuasi harga dan transisi kekuasaan atau perubahan politik.
"Hampir 65 persen agen properti punya pandangan positif soal masa depan pasar properti, sementara 35 persen menggambarkan proyeksi pasar selama setahun ke depan biasa saja," ungkap dia saat Diskusi 'The Future of Real Estate In The Emerging Markets' di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Hasil lain Lamudi mengungkapkan, transaksi jual beli real estate semakin beralih ke konsep jual beli online. Dijelaskan Moini, sebanyak 96 persen agen mengatakan internet menjadi medium paling banyak digunakan untuk jual, beli dan sewa real estate.
"Tiga perempat agen menyatakan mereka mengiklankan properti secara sering di online dan 14 persen hanya menggunakan koran dan 3 persen pakai majalah untuk beriklan," terang dia.
Survei ini juga mengungkapkan, properti merupakan prioritas bagi orang Indonesia. Ditunjukkan melalui 95 persen penyewa yang mengaku menabung untuk membeli rumah.
"Sedikit orang Indonesia yang tinggal sendiri dengan mayoritas responden tinggal dengan orang lain sebesar 56,1 persen dan orangtua mereka 29,8 persen," papar Moini. ( Fik/Ndw)
Orang RI Banyak Jual Beli Properti via Online
Portal properti global, Lamudi menyebut transaksi jual beli real estate kini bergeser dari tradisional menuju ke online.
Advertisement