Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) merespons data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menguat sehingga memicu pembicaraan bahwa Bank Sentral AS (The Fed) bisa segera menaikkan suku bunga.
Dilansir dari CNBC, Kamis (27/11/2014), harga emas berjangka untuk pengiriman Februari turun US$ 30 sen menjadi US$ 1.197,5 per ounce.
Harga spot emas juga berakhir turun 0,3 persen menjadi US$ 1.197 per ounce. Harga spot telah menyelinap serendah $ 1,194.71 sebelum data ekonomi.
Data ekonomi AS yang dirilis Rabu, menunjukkan pertumbuhan pengeluaran pribadi warga AS, meski lebih rendah dari perkiraan pada Oktober, sementara klaim pengangguran AS naik ke level tertinggi sejak September dan pesanan baru untuk barang modal buatan AS turun lagi di bulan Oktober.
Perdagangan emas terlihat tenang usai pulih dari level harga terendah dalam empat setengah tahun pada awal bulan ini. Minat membeli emas meningkat di Asia semalam, meski tak cukup mendorong harga lebih tinggi.
Spekulasi bahwa Swiss bisa memilih mendukung mosi untuk meningkatkan cadangan emasnya telah menopang harga.
Pemungutan suara ini bertujuan untuk mencegah Swiss National Bank dari pembongkaran kepemilikan emas dan mewajibkan untuk menahan setidaknya 20 persen dari aset emas, dibandingkan dengan 8 persen bulan lalu. (Ndw)
Harga Emas Tenggelam di Tengah Cerahnya Ekonomi AS
Harga emas turun merespons data ekonomi AS yang menguat.
Advertisement