Liputan6.com, Jakarta - Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) siap mengepung Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto apabila tak sanggup menunjukkan kinerja cemerlang dalam waktu 100 hari ke depan.
Demikian penegasan dari Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendy Hutabarat dalam Diskusi Prospek Migas Nasional di Bawah Direksi Baru Pertamina, Jakarta, Minggu (30/11/2014).
"Biarpun sudah sepuh, kami akan demo beliau (Dwi) bila catatan ini dilanggar. Menuntut Dwi mundur dari jabatannya," tegas dia.
Catatan eSPeKaPe, kata Binsar, pertama, ingin membuktikan kinerja Dwi Soetjipto dan direksi lain dalam jangka waktu 100 hari. Kedua, tidak melakukan privatisasi dan wajib tunduk pada pasal 33 UUD 1945 secara konsisten.
Ketiga, sambungnya, mampu menyediakan bahan bakar minyak (BBM) yang merata di seluruh pelosok Tanah Air dengan memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat tertentu, tanpa ada kelangkaan.
"Catatan keempat, jangan membangun kroni utang luar negeri agar Pertamina terhindar perangkap dari kubangan utang. Kelima, menumpas mafia migas, kartel, pemburu rente tanpa reserve," papar dia.
Catatan terakhir, Binsar menyebut, Pertamina harus menjadi pengelola tunggal dan operator 100 persen blok Mahakam paska 2017 tanpa perlu opsi menggandeng Total EP dan Inpex Corp dengan arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Lebih lanjut dia menduga ada pengaruh kelompok tertentu seperti keluarga Soemarno dalam penunjukan Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Hal ini dilakukan melalui Menteri BUMN Rini Soemarno, satu persatu orang titipan kakaknya, Ari Soemarno menempati posisi penting. "Perang jaringan ini telihat ketika Rini lebih memilih Dirut Pertamina dari luar," pungkasnya.(Fik/Ahm)
Advertisement