Liputan6.com, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) hingga saat ini menjadi perusahaan BUMN yang memiliki utang paling besar sehingga tidak lagi beroperasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengaku persoalan Merpati ini menjadi persoalan yang sangat sulit, dan hingga saat ini belum menemukan jalan keluarnya.
Baca Juga
"‎Merpati, ini memang sangat berat, terus terang memang sejak saya datang terus dipikirkan, karena persoalannya memang sangat sulit untuk beroperasi kembali," ungkap Rini di Kementerian BUMN, Senin (1/12/2014).
Advertisement
Rini mengungkapkan, ada dua hal yang membuat PT Merpati Airlines sulit kembali bangkit. Pertama yaitu mengenai tingkat hutang dan tanggungan Merpati yang sudah lebih dari Rp 7 triliun.
Dengan biaya sebanyak itu, pemerintah sebenarnya mampu membuat perusahaan maskapai baru sebanyak tiga perusahaan. Kedua, industri penerbangan terutama rute-rute yang selama ini diterbangi Merpati Nusantara Airlines sudah menjadi rute yang sangat kompetitif.
"Kalau kami lihat Citilink, itu kinerjanya bagus, dan hal itu tidak lepas dari menggerus pangsa pasar penerbangan lainnya termasuk Merpati. Ini yang lagi kami pikirkan," paparnya.
Untuk membahas hal itu dirinya dalam waktu tiga minggu ke depan akan memikirkan jalan keluar terbaik dengan mengajak Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Menteri Perhubungan. (Yas/Ahm)