Liputan6.com, Jakarta - Penunjukkan Dwi Soetjipto sebagai Dirut PT Pertamina terus menuai kiritik dari berbagai elemen masyarakat. Latar belakang Dwi yang bukan berasal dari sektor migas, meski memiliki keahlian manajerial perusahaan dan privatisasi BUMN menjadi pemicunya.
Â
Kali ini, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan Pertamina bukan sekedar BUMN yang mengurusi minyak. Tapi juga organisasi yang mengatur dan mengelola politik perminyakan nasional.
Â
"Untuk memimpin Pertamina tidak cukup hanya berbekal pengalaman manajerial sebuah perusahaan. Ingat, dunia perminyakan (energi) itu hampir sama dengan kimia dan senjata, sarat dunia mafia," ujar Adhie di Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Â
Ketidakpahaman Dwi Soetjipto dalam sektor migas dinilai menjadikan dirinya rentan terhadap permainan mafia migas. Dikhawatirkan mantan pimpinan BUMN semen ini hanya menjadi boneka para mafia migas.
Â
"Kita tahu, mengurus minyak itu bukan hanya mengatur ekplorasi (lifting) dan memasarkan produksi minyak," tegasnya.
Â
Terkait permainan sekelompok orang yang ditempatkan di jabatan strategis di sektor minyak, menurutnya, itu bukan sebuah rahasia lagi.
Â
Pejabat strategis sektor migas lebih dipilih sosok yang mengandalkan sisi keuangan dan manajerial, bukan keahlian di sektornya.
Â
"Rini memilih Dwi pasti karena tahu orang ini (Dwi) tidak paham sisi-sisi hitam dunia perminyakan. Dan sudah bukan rahasia lagi kalau Soemarno Cs adalah pemain lama di sektor migas kita," pungkas dia. (Amd/Nrm)
Â
Â