Liputan6.com, Jakarta - Akibat kehabisan bahan baku berupa gula mentah (raw sugar), 4 dari 11 industri pengolahan gula rafinasi dalam negeri berhenti peroperasi.
Ketua Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Wisnu Hendraningrat mengatakan keempat industri pengolahan gula rafinasi yang telah berhenti beroperasi tersebut antara lain PT Berkah Manis Makmur, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene dan PT Duta Sugar Internasional.
"Pada saat ini sudah ada 4 industri gula rafinasi yang berhenti produksi. Rata sudah berhenti sejak akhir September. Berarti ini sudah masuk bulan ke-3," ujarnya di Cilegon, Banten, Selasa (2/12/2014).
Dia menjelaskan, berhentinya operasional pabrik-pabrik ini disebabkan oleh tidak adanya bahan baku gula mentah yang bisa diolah. Seperti diketahui, kebutuhan raw sugar untuk industri gula rafinasi mencapai 3,2 juta ton per tahun yang seluruhnya berasal dari impor.
Namun akibat adanya indikasi perembesan gula tersebut ke pasar, Kementerian Perdagangan memotong kuota impor gula tersebut menjadi hanya sekitar 2,8 juta ton pada tahun ini.
Wisnu mengungkapkan, akibat menghentikan proses produksinya ini, pabrik-pabrik tersebut terpaksa merumahkan sebagian besar pekerjanya, terutama yang berkaitan dengan operasional pabrik.
"Akibatnya, banyak yang sudah merumahkan setengah dari jumlah pengawainya," lanjutnya.
Selain itu, meski telah menghentikan operasionalnya, pabrik-pabrik tersebut tetap harus mengeluarkan biaya operasional perusahaan seperti untuk membayar gaji pegawai, membayar listrik dan lain-lain.
"Dan masih ada biaya yang harus kami ditanggung tiap hari karena ada fix cost seperti dari gaji pegawai kami, itu antara Rp 600 juta-Rp 700 juta," tandas dia. (Dny/Nrm)
4 Pabrik Gula Rafinasi Stop Operasi Akibat Kurang Bahan Baku
Keempat industri pengolahan gula rafinasi itu telah berhenti beroperasi sejak 3 bulan lalu.
Advertisement