Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said membantah Presiden Joko Widodo telah salah langkah saat memutuskan menjalin kerjasama pengadaan minyak mentah melalui PT Pertamina (Persero) dengan Sonangol EP, perusahaan minyak asal Angola.
Sudirman mengatakan, untuk menangani mafia migas pemerintah memutuskan untuk tidak bargantung pada satu pihak pemasok minyak.
"Lebih jauh itu dalam rangka menangani mafia ketegantungan satu pihak sumber pasokan migas, kita terus cari pasokan altenatif keluar pasokan keluar," kata dia dalam Konfrensi Nasional Pemberantasan Korupsi, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Karena itu, pemerintah mencari sumber lain melakukan kerjasama dengan Sonangol EP. Namun tersebar opini bahwa Presiden telah salah langkan atas kerjasama tersebut.
Sudirman membatah Presiden telah salah langkah mengabil keputusan. Saat ini kedua belah pihak melakukan perhitungan ulang dan teknis.
"Ini terjadi perang opini solah-olah presiden keliru mengabil keputusan yang terjadi kita sedang menghitung ulang menata teknisnya, tapi ada pihak tidak benar itu diskon," tuturnya.
Sudirman memastikan adanya penghematan atas jalinan kerjasama pengadaan minyak tersebut, namun ia belum bisa mengungkapkan besaran penghematannya.
"Kalau tidak ada penghematan ngapain dibeli, (penghematan) Itu sedang dihitung oleh mereka berdua," pungkasnya.(Pew/Nrm)
Menteri ESDM Bantah Keputusan Presiden Soal Sonangol Salah
Menteri ESDM mengatakan untuk menangani mafia migas pemerintah memutuskan untuk tidak bargantung pada satu pihak pemasok minyak.
Advertisement