Liputan6.com, Jakarta - Industri bisnis online antara Indonesia dan India punya potensi sama. Meski demikan, perkembangan bisnis online di Indonesia relatif lebih lambat.
Hal tersebut diungkapkan Head Public Policy and Government Relation Google, Shinto Nugoroho di sela-sela acara seminar yang digelar oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) 'E-Commerce Indonesia Menuju AFTA 2015'.
"Kalau saya bilang tidak kalah. Potensi sama-sama potensial," kata dia di Jakarta, Kamis (4/11/2014).
Baca Juga
Namun begitu, dia mengatakan perkembangan bisnis online Indonesia relatif lambat mengingat pendukung infrastruktur seperti jaringan internet kurang memadai.
Berbeda dengan India, pemerintahnya memperhatikan betul internet sebagai kebutuhan bisnis. "Pemerintah India sudah sangat mengerti IT is a big business. Dari SDM sudah lebih banyak, kita juga banyak," kata dia.
Maka dari itu, dia mengatakan perlunya akses internet yang cepat tidak hanya di tengah kota, namun juga pinggiran sebagai pendukung perkembangan industri kreatif ini.
Sebelumnya, mengutip laman Wall Street Journal, Indonesia dianggap belum matang menyambut bisnis tersebut. Sekarang ini, fokus perdagangan online masih di sekitar China dan India. Terlihat, salah satu situs ternama Amazon menancapkan modalnya sebanyak US$ 2 miliar di Indonesia.
Sementara eBay sendiri membatasi situs berbahasa lokal di Indonesia. Tahun lalu eBay meluncurkan usaha gabungan dengan perusahaan telokomunikasi di Indonesia, tapi para pengguna dari Tanah Air masih mengakses situs aslinya yang berbahasa Inggris.
"Indonesia memiliki populasi dan potensi yang besar untuk pasar perdagangan online. Ini hanya menunggu tahapan yang bisa dijajaki saja," tutur juru bicara eBay. (Amd/Ahm)
Advertisement