Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengunjungi PLTU 1 Jawa Barat Indramayu berkapasitas 3x330 Mega Watt (MW) pada Kamis (4/12/2014). PLTU Indramayu merupakan bagian dari Fast Track program 10 ribu MW tahap I (FTP-1).
Dalam kunjungan kerjanya ini, JK didampingi Menteri Perdagangan,Rachmat Gobel, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar dan Direktur Utama PLN, Nur Pamudji.
Baca Juga
PLTU 1 Jawa Barat mulai dikerjakan sejak 2007 dengan kontraktor pelaksana dari konsorsium China National Mechinery Industry Corp (SINOMACH), China National Electric Equipment Corp (CNEEC) dan PT Penta Adi Samudera. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (4/12/2014).
Advertisement
Nilai kontrak pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan jenis batu bara Low Rank Coal ini sebesar US$ 696,73 juta dan Rp 1,49 triliun. Pendanaannya berasal dari Consortium of China Construction Bank, Konsorsium bank lokal Indonesia dan APLN. Nantinya, kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu diperkirakan mencapai 4,2 juta ton batu bara per tahunnya.
Kebutuhan batu bara dipasok dari Kalimantan dan Sumatera yang disuplai oleh sejumlah perusahaan, di antaranya PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam, PLN Batu bara dan PT Kideco Jaya Agung.
Listrik yang dihasilkan oleh PLTU Indramayu ini disalurkan melalui jaringan 150 Kilo Volt (kV) ke Gardu Induk Sukamandi dan Kosambi untuk selanjutnya akan didistribusikan melalui jaringan interkoneksi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.
Proyek FTP Tahap 1 merupakan proyek kelistrikan yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 71 tahun 2006 tanggal 6 Juli Jo Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2009. Â
Proyek kelistrikan Pemerintah-PLN ini tersebar di 37 lokasi di seluruh Indonesia, yakni 10 lokasi di Jawa-Bali dengan total kapasitas 7.490 MW, 12 lokasi di Indonesia Barat dengan total kapasitas 1.580 MW dan 15 lokasi di Indonesia Timur dengan total kapasitas 865 MW.
Selain bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia yang tumbuh pesat sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk memperbaiki fuel mix melalui diversifikasi energi primer dari bahan bakar minyak (BBM) ke non-BBM dengan memanfaatkan batu bara kalori rendah.
PLTU Indramayu adalah proyek pembangkit FTP 1 yang kedua yang sudah beroperasi setelah PLTU Labuan Banten dan Penyelesaian pembangunan Proyek yang paling cepat yaitu kurang dari 4 tahun. (Ahm/)